Alam memberikan kepada kita
bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan
identifikasi dan menentukan sistematikanya, maka diperoleh bahan alam
berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan,
diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau yang
disebut dengan simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
Beberapa istilah dalam pelajaran farmakognosi antara lain:
Simplisia : Bahan alamiah yang
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati : Simplisia
berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman : Isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau
zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani : Simplisia yang
berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral : Simplisia
yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa
zat kimia murni.
Alkaloida : Suatu basa organik
yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari
tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap manusia.
Glikosida : Suatu zat yang oleh
enzim tertentu akan terurai menjadi satu macam gula serta satu atau lebih bukan zat gula. Contohnya
amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa + benzaldehida + asam
sianida.
Enzim :
Suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia
/ metabolisme dalam tubuh organisme.
Vitamin
: Suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia
untuk membentuk
metabolisme tubuh. Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
Hormon : Suatu zat yang
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mampengaruhi faal, tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
Pemerian
: Uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan
pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (kulit, daun, akar, dan sebagainya)
Fitofarmaka : sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik dan klinik. Bahan baku dan produk jai fitofarmaka telah
di standarisasi.
Obat Herbal
Terstandar : sediaan obat bahan alam yang tekah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara lmiah
dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah
di standarisasi.
Obat
Tradisional : bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau ampuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan
dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
Simplisia dianggap bermutu rendah : jika tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya.
Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan
yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau
penyulingan.
Simplisia dianggap rusak
: jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi
syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu
diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan
: jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan
atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur
: jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan- bahan
atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai
Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan
: jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain
yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi
dijual dengan nama minyak zaitun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar